top of page

Sejarah Sekolah

PLOOX00000-62.jpg

Rencana untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Atas di Ende Flores dimulai tiga tahun setelah medeka, sejak awal tahun 1948. Catatan tentangnya terbaca dalam surat Bahasa Belanda, tertanggal 10 Februari 1948. Surat ini dikirimkan oleh Superior Generalis SVD yang berkedudukan di Roma, ditujukan kepada Pater Regional Anton Thijssen di Ende Flores. Kop surat tertulis “Vivat Deus Unus et Trinus in Cordibus Nostris!" Artnya : Semoga Allah Tri Tunggal Maha Kudus hidup dalam hati kita. Bagian kiri atas tertulis Superior Generalis Societatis Verbi Divini, artinya: Superior Jendral Serikat Sabda Allah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 (Mgr. Antonius Thijssen)


​Surat di atas berisi jawaban terhadap surat Mgr. A. Thijssen tertanggal 28 Januari 1948 tentang pendirian SMA. Itulah surat pertama dari Roma menjawab surat pertama dari Ende, yang memberi tanda dimulainya pikiran – pikiran maju tentang sebuah sekolah baru. Meskipun surat dari Mgr. Thijssen tidak dapat dibaca karena tersipan di Roma, namun dari jawabannya dapat diketahui, bahwa pemikiran mengenai perlunya sebuah sekolah menengah sudah ada dan disampaikan secara serius sejak tahun 1948. Apalagi jika dicermati bahwa awal tahun 1950-an pertumbuhan  dan perkembangan persekolahan di Flores sangat menggembirakan. Sekolah – sekolah SMP, SKP, SGB, dan SGD sudah ada. Namun hal ini dirasa kurang karena belum ada satu SMA pun di Flores sebagai jalan penting untuk masuk ke Universitas.

Ketiadaan SMA di Flores memacu semangat misionaris SVD untuk mulai. Bersama Kuasa Usaha pengurus Persekolahan Katolik. Pimpinan regional SVD Flores mengambil langkah – langkah penting. Mgr. A. Thijssen bersurat sekaligus mengundang Kepala Bagian Pengajaran Kantor Misi Pusat (KWI sekarang), Pater B. Schouten SJ agar datang ke Ende. Ada dua kemungkinan penting yang dibahas dalam pertemuan itu.

  1. Kemungkinan pertama : memohon Pemerintah untuk membuka sebuah SMA Negeri di Flores. Pater B. Schouten SJ yang diminta untuk menjajaki kemungkinan itu.

  2. Kemungkinan kedua : regional SVD akan berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk membuka sebuah SMA Katolik di Ende Flores.

 

Pada tanggal 6 Januari 1953 P. Schouten SJ menulis surat kepada Mgr. A. Thijssen. Isinya menjelaskan bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan belum bermaksud serta belum bisa membuka SMA Negeri di Flores. Hal ini dapat dimaklumi karena RI Indonesia baru berusia 8 tahun. Satu SMAN untuk satu provinsi masih dianggap cukup. Anggaran pembangunan tersebar untuk berbagai sektor. Siswa – siswi yang berminat melanjutkan pendidikan ke SMA diarahkan untuk bersekolah di Kupang atau SMA lainnya di Jawa.

SVD sangat mehami hal ini sejak awal dengan mempersiapkan dua kemungkinan. Segenap komponen masyarakat diharapkan bahu membahu untuk membangun dan menatap masa depan yang lebih baik. Ketiadaan dana dari Pemerintah, bukan berarti perjalanan sudah berakhir. Langkah kongkrit ditempuh melalui berbagai persiapan untuk terlibat langsung dalam pemberdayaan pendidikan anak – anak pada wilayah pengabdian SVD. Sampai tanggal 24 Januari 1953 P. Regional E. Kuhne dan Kuasa Usaha Pengurus Persekolahan Katolik di Flores, P. Fransiskus Cornelissen mengeluarkan sebuah surat maklumat tentang akan didirikannya sebuah SMA Katolik di Ende.

Maklumat yang dikeluarkan mendapat reaksi luas di kalangan masyarakat Flores dan Ende khususnya. Gaung akan berdirinya SMAK Syuradiakara mebuat kota Ende menjadi lebih hidup. Maklumat itu berisi adanya sebuah sekolah SMA Katolik di Ende demi kepentingan pendidikan di wilayah Flores secara umum. Maka Serikat Sabda Allah (SVD) mendirikan sebuah SMA di kota Ende yang diresmikan pada tanggal 01 September 1953 dengan nama ‘‘SMAK SYURADIKARA’’, yang berarti ‘‘PENCIPTA PAHLAWAN UTAMA’’, dalam bahasa Sanskrit. Pater Yohanes Ebben, SVD adalah Kepala SMA Katolik yang pertama. Sejak awal berdirinya SMAK Syuradikara sudah hadir sebagai simbol prestasi akademik.

bottom of page