Sebelum memulai MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dan PTM terbatas, Kepala SMA Swasta Katolik Syuradikara melakukan pertemuan dengan orang tua murid yang berlangsung pada, Senin, 19 Juli 202. Pertemuan berlangsung di halaman naungan hijau 1 Syuradikara.
Dalam pertemuan tersebut, Pater Stefanus Sabon Aran, SVD selaku kepala sekolah menjelaskan pentingnya MPLS bagi 350 peserta didik baru tahun ajaran 2021/2022. Adapun pentingnya MPLS agar siswa mengenal lebih dekat lingkungan SMA Swasta Katolik Syuradikara, mengenal tenaga pendidik dan kependidikan, mengetahui visi dan misi sekolah, mengetahui peraturan akademik, mengetahui panduan hidup bersama dan mengetahui kegiatan ektrakurikuler di sekolah.
Menurut Pater Stef, melalui MPLS ini diharapkan agar peserta didik baru mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang telah dipilih. Utamanya semangat dan roh SMA Syuradikara betul-betul dirasakan dan dimiliki oleh peserta didik baru sehingga mereka tidak merasa asing. Intinya, agar peserta didik baru bisa mengenal, mencintai dan rasa memiliki sekolah.
“Dan proses mengenal, mencintai dan rasa memiliki Syuradikara tidak bisa dilakukan dari proses jarak jauh. Mesti ada proses perjumpaan secara dekat melalui tatap muka terbatas di sekolah selain online atau daring dari rumah”, kata Pater Stef.
Adapun model MPLS di Syuradikara menggabungkan tatap muka terbatas dan online dari rumah. Untuk tatap muka terbatas, peserta didik datang sesuai shift. Shift pagi dimulai pukul 07.15 – 10.15 WITA dan shift siang mulai pukul 10.30 – 13.30 WITA.
Jumlah peserta MPLS dibagi dalam 10 kelompok (A-J). Jumlah peserta masing-masing kelompok maksimal 35 orang. Jumlah peserta masing-masing shift maksimal 18 orang untuk menghindari kerumunan. Jadi setiap shift hanya 52 orang untuk tiga kelompok baik shift pagi maupun shift siang.
Waktu pelaksanaan MPLS 21 – 27 Juli 2021. Setiap kelompok mendapat dua hari untuk melaksanakan MPLS tatap muka di sekolah. Hari yang lain MPLS online dari rumah.
Bapak Silvester Keu, Wakil Kepala Sekolah yang membidangi urusan kesiswaan sekaligus ketua MPLS menjelaskan bahwa karena MPLS dilaksanakan pada masa pandemi covid 19, maka kesehatan dan keselamatan peserta didik diutamakan melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh sekolah termasuk ketika sekolah mulai membuka PTM setelah MPLS.
Oleh karena itu, adapun prokes yang diterapkan disekolah antara lain para siswa dan guru wajib menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, semua peserta didik wajib menyerahkan surat hasil swab antigen kepada pihak sekolah, siswa yang datang dari rumah atau asrama langsung ke sekolah dan tidak singgah di tempat lain, peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan seperti asma, jantung dan darah tinggi dianjurkan untuk tidak mengikuti PTS di sekolah. Opsi lain bagi mereka adalah PLS dari rumah.
Pada bagian akhir pertemuan, Pater Kepala Sekolah kembali menegaskan bahwa SMAK Syuradikara berani melaksanakan MPLS dan pembelajaran tatap muka terbatas ini dengan tujuan agar generasi ini tidak kehilangan pengalaman belajar (lost learning) dan berpengaruh buruk dalam bidang pendidikan atau akademis.
Rio Nanto, SVD
Tim Jurnalis Muda Syuradikara
Viva Syuradikara
Comments