top of page

Pater Rio Nanto, SVD Ikut Pertemuan Young Progressive Academy (YPA) di Jakarta

Writer's picture: Eto KwutaEto Kwuta
Pater Rio Nanto, SVD berpose dengan rekan alumni TPA di Jakarta
Pater Rio Nanto, SVD berpose dengan rekan alumni TPA di Jakarta

Jakarta, Syuradikara.sch.id – Dalam rangka mendorong pencapaian target Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) khususnya pada domain Partisipasi dan Kepemimpinan, Kementerian Koordinator Pembangunan dan Pemberdayaan Manusia (Kemenko PMK) bekerja sama dengan Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) Indonesia menyelenggarakan Program Akademi Progresif Pemuda Angkatan ke-Z/Young Progressive Academy (YPA) Batch 3.

Kegiatan ini berlangsung pada Jumat – Minggu, 14-16 Februari 2025 yang berlangsung di Jl. Cikini Raya No.66, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

“YPA bertujuan untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan, wawasan kebangsaan dan pengetahuan pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi, suku dan agama tentang isu-isu terkini dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, sehingga pemuda dapat lebih berdaya, berperan, serta berkontribusi pada pembangunan bangsa Indonesia,” jelas Pater Rio Nanto, SVD, guru dan pendidik di SMAK Syuradikara, Senin, 17 Februari 2025.

Momen pose bersama usai kegiatan YPA di Jakarta
Momen pose bersama usai kegiatan YPA di Jakarta

Ia pun menjelaskan lanjut soal tiga misi YPA sebagai berikut.

Pertama, memerdekakan mengandung arti bahwa YPA akan berfungsi menjadi ruang belajar yang mampu memerdekakan generasi muda Indonesia sehingga mereka dapat lebih mengaktualisasikan diri, lebih progresif, lebih toleran, dan lebih berpikiran terbuka. Dengan kemerdekaan dirinya, diharapkan setiap peserta YPA dapat menjadi manusia yang mampu memerdekakan atau memberdayakan sesama dan masyarakat di sekitarnya.

Kedua, adil, artinya, dengan mengikuti YPA, peserta diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Adil sejak dari pikiran sampai pada perbuatan. Aspek adil juga berhubungan erat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi. Dengan berbagai eksposur baik pengetahuan (keilmuan) maupun praktik-praktik empiris, diharapkan para peserta YPA dapat mengalami secara langsung arti demokrasi.

Ketiga, inklusif adalah konsekuensi dari tujuan memerdekakan dan adil. Dengan menjadi pribadi yang merdeka dan mampu memerdekakan, serta bertindak adil dalam pikiran dan perbuatan.

“Pada poin tiga ini diharapkan peserta YPA akan menjadi manusia Indonesia yang inklusif. Generasi muda Indonesia yang inklusif diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung dan pelaku yang berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial dan politik di Indonesia,” ungkap Pater Rio.

Program yang dimulai sejak 2021 ini, kata dia, telah menghasilkan dua angkatan alumni. Sejumlah 35 peserta terpilih Program Akademi Progresif Pemuda Angkatan ke-3 telah mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung pada periode Oktober 2024 hingga Januari 2025.

Dalam rangka pelaksanaan rangkaian program, panitia YPA telah menyelenggarakan kegiatan Wisuda Program Akademi Progresif Pemuda Angkatan ke-3 dan Temu Alumni Angkatan ke-1 dan ke-2.

“Pertemuan tersebut bertujuan mendukung penguatan jejaring pemuda dan peningkatan partisipasi bermakna pemuda alumni di masyarakat pasca Program Akademi Progresif secara berkesinambungan,” kata Pater Rio lagi.

Guru Bahasa Indonesia di SMAK Syuradikara ini menambahkan, kegiatan YPA menjadi sebuah ruang yang strategis dalam membangun jejaring, mempelajari strategi-strategi advokasi kebijakan publik dan mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang berintegritas di masa depan.

“Anggota YPA berasal dari seluruh Indonesia dengan sistem seleksi yang ketat dan berasal dari beragam latar belakang, antara lain; pengacara, dosen, peneliti, pegiat kemanusiaan, pegiat literasi, ASN di Kementerian, pastor, guru, jurnalis dan mahasiswa sarjana maupun yang sedang menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Aneka latar belakang ini memperkaya anggota YPA dalam merespons isu-isu sosial demokrasi sesuai dengan bidang kajian masing-masing,” kata penulis buku Politik Era Milenial ini.

Sebagai informasi, dalam pertemuan alumni ini, ada beberapa agenda kegiatan. Pertama, wisuda alumni YPA batch 3. Kedua, temu alumni YPA Batch I-III.

“Di sini, panitia memberikan materi penguatan aktivisme digital dalam mengadvokasi kebijakan publik bersama Afu Utami, Founder dan Ceo Think Policy Indonesia,” ungkap Pater Rio.

Sementara Brigitte Juchems, Resident Director Friedrich Ebert Stiftung (FES) Indonesia dalam kata sambutannya mengapresiasi keterlibatan pemuda Indonesia dari pelbagai latar belakang untuk mengikuti kegiatan ini.

“Saya memberikan apresiasi atas partisipasi kalian. Saya berharap agar jejaring yang telah kalian bangun dalam YPA ini tetap terpelihara dalam mendukung kegiatan yang membangun demokrasi dan budaya politik yang toleran. Kalian adalah masa depan bangsa. Bangsa membutuhkan pemuda-pemudi yang berintegritas,” pungkas Brigitte.*

Comments


bottom of page