Keluarga besar SMA Swasta Katolik Syuradikara menggelar jalan salib di Naungan Hijau Satu, Jumat (01/03/2024) siang. Ribuan siswa dan para guru, pendidik, dan suster menghadiri permenungan akan kisah sengsara Yesus Kristus ini.
Dalam zaman ini, jalan salib mesti dijalankan bersama-sama. Jangan ada yang saling menyalip, mendahului, bahkan lari dari salib; melainkan bersama memikul berat atau ringannya beban itu.
Dalam filsafat, dialektika selalu mendorong penemuan makna-makna filsafat dan teologi. Untuk itu, kita mesti menjaga dialektika itu supaya berjalan dalam koridor berpikir yang sama.
Jangan ada yang berjalan mengikuti maunya sendiri, tetapi menyadari bahwa profesi 'saya' kini adalah salib yang harus dipikul dengan penuh kesabaran dan sikap disiplin penuh.
Kalau saya guru, saya mesti memikul salib mengajar anak-anak, memenuhi hak-hak mereka, dan merefleksikan apakah pencapaian saya sudah ada atau belum?
Sebagai karyawan, salib tanggung jawab dan kerja keras, merasa komunitas adalah rumah kita, adalah pilihan dan panggilan yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya?
Lalu, bagaimana sebagai siswa? Apa salib kita? Bagaimana kita memikul salib? Semua tergantung dari cara kita menjadi diri sendiri dan meneladani Yesus sebagai guru sejati! Salam Pencipta Pahlawan Utama!
Comments