top of page
Writer's pictureEto Kwuta

Gelar Workshop Nasional, SMA Katolik Syuradikara Dorong Penguatan Kapasitas Guru

Updated: Jan 11


Ende, Syuradikara.sch.id – SMA Swasta Katolik Syuradikara mengadakan Workshop Nasional Penguatan Kapasitas Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) selama dua hari, Senin, 8 Januari hingga Selasa, 9 Januari 2024.


Guru Besar Bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Profesor I Wayan Widana sebagai pembicara mengajak para guru dan pendidik SMA Swasta Katolik Syuradikara untuk berdiskusi dan berefleksi bersama mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).


“Ini adalah intervensi khusus kepada kapasitas bapak ibu guru, bagaimana ibu bapa melakukan evaluasi dan refleksi,” kata I Wayan kepada peserta workshop di Aula Mini SMA Swasta Katolik Syuradikara, Senin, 08 Januari 2024.


Muatan Kurikulum Merdeka, lanjut Prof I Wayan, ada tiga poin penting yang mengikutinya adalah intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.


Dengan demikian, Prof I Wayan mengatakan bahwa ketika SMA Swasta Katolik Syuradikara menjalankan IKM Berbagi atau mandiri berbagi, maka para guru berhak melakukan sosialisasi ke tempat lainnya.



“Dari sisi Sumber Daya Manusia, saya yakin kita punya SDM yang unggul, sehingga kita memang dipercaya oleh masyarakat,” tandasnya.


Untuk itu, para guru penggerak atau para guru calon guru penggerak bisa menularkan pengalaman yang sudah diperoleh selama mengikuti program guru penggerak.


Kepala SMA Swasta Katolik Syuradikara, Bruder Kristianus Riberu, SVD, mengatakan, workshop ini membantu para guru dan pendidik memiliki pemahaman yang sama tentang Implementasi Kurikulum Merdeka.



“Kita belajar bersama Prof Wayan untuk meningkatkan persiapan, pemahaman, dan keterampilan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” ungkap Bruder Kris.


SMA Swasta Katolik Syuradikara, kata Bruder Kris, telah mempraktikkan Kurikulum Merdeka selama dua tahun dan pada tahun 2024, Syuradikara akan menjalankan lebih terfokus dengan menggali nilai-nilai refleksi dan evaluasi bersama Prof I Wayan.


“Untuk memastikan kita semua sebagai guru dan pendidik memiliki tujuan bersama dan seorang guru harus punya kemampuan memotivasi dan menginspirasi siswa,” katanya.


Bruder Kris bilang, tidak hanya menginspirasi, tetapi terus belajar dan berkembang secara profesional.


Sementara Hendra Ragha, calon guru penggerak, menilai, workshop ini untuk memperkaya kemampuan guru.


“Prof I Wayan sudah menjadi dokter yang mendiagnosis penyakit para guru dan berusaha menyembuhkan penyakit tersebut,” katanya.


Hendra berharap, dengan kegiatan workshop, para guru bisa lebih berdaya dan benar-benar punya kapasitas dalam menjalankan Kurikulum Merdeka secara profesional ke depan.

Comments


bottom of page