top of page
Writer's pictureEto Kwuta

Gelar Apel Pembuka MPLS, Bruder Kris Riberu Sebut Revolusi Tidak Pernah Terjadi di Tempat Tidur

Apel Pembuka MPLS TA 2024/2025 di Naungan Hijau Satu SMA Swasta Katolik Syuradikara, Senin, 15 Juli 2024

Ende, Syuradikara.sch.id - Bruder Kristianus Riberu, SVD, Kepala SMA Swasta Katolik Syuradikara, mengatakan kepada siswa baru bahwa kedisiplinan diri adalah kunci sebuah revolusi.


"Hal paling penting adalah kedisiplinan dan itu tidak pernah terjadi di atas tempat tidur, tapi terjadi jika kita bergerak lebih banyak," katanya dalam Apel Pembuka MPLS Tahun Ajaran 2024/2025 di Naungan Hijau Satu, Senin, 15 Juli 2024.


Kris, sapaan Bruder Kristianus Riberu, meminta siswa baru untuk mempunyai branding khusus yang pada akhirnya mengangkat martabat angkatan ke-71.



"Saya berharap angkatan 71 punya warna baru atau branding khusus melalui bakat, kemampuan, prestasi, dan lain-lain," pintanya.


Orang tua, kata Bruder Kris, telah menitipkan angkatan 71 untuk dibentuk di SMA Swasta Katolik Syuradikara, sehingga kiranya Syuradikara menjadi rumah kedua.


"Jadikan para guru dan pendidik di sini sebagai orang tua kalian," kata Bruder Kris.


Menyentil kepercayaan yang diberikan orang tua, Isto Balun, guru dan pendidik sekaligus Pembina MPK OSIS, mengatakan, dirinya selalu menanyakan kepada anak-anak dan orang tua perihal motivasi memilih Syuradikara.


"Saya biasa tanya, mengapa harus Syuradikara atau mengapa pilih Syuradikara," katanya kala ditemui Syuradikara.sch.id usai apel pembuka.


Orang tua dan anak-anak, lanjut Isto, mengatakan, jawaban mereka bervariasi.

Orang tua menyaksikan anak-anak mereka pertama kali masuk sekolah untuk pertemuan, Sabtu, 13 Juli 2024

"Umumnya, anak-anak yang memilih dan orang tua hanya mendukung pilihan anak-anak," katanya.


Isto berharap, 400-an anak-anak yang ada bisa menunjukkan kualitas diri dan mengembangkan bakat pun kemampuan mereka menjadi pahlawan utama yang andal di sekolah, rumah, dan masyarakat.


"Mari kita mendidik mereka menjadi manusia, bukan mendidik untuk mencari kesalahan atau dosa anak-anak," ajak Isto.


Sementara Fransiska Cyntia Bela, siswi asal Maumere yang bersekolah di Kalimantan Timur, mengatakan, dirinya siap dididik untuk menjadi manusia yang berprestasi.


"Syuradikara sekolah impian saya sejak dulu, jadi saya siap wujudkan mimpi dan cita-cita saya di sini," tandas Cyntia.

Comments


bottom of page