
Ende, Syuradikara.sch.id - Keluarga besar SMAK Syuradikara, melalui OSIS dan MPK, menggelar kegiatan silaturahmi dan buka puasa bersama teman-teman dari Pesantren Wali Songo yang bertempat di Aula Santo Mikael, Jumat, 21 Maret 2025.
Tampak, pengurus OSIS dan MPK bekerja sama menyambut teman-teman Pesantren Wali Songo di depan pendopo sekolah dan mengantar mereka menuju ke tempat kegiatan. Di tengah hujan, mereka terus menunggu dengan penuh kehangatan senyum.

Usai hujan reda, kegiatan buka puasa dimulai. Kali ini dengan tema yang spesial, yakni "Tebar Kebahagiaan dengan Silaturahmi untuk Meraih Berkah Ramadhan". Tulisan ini terpampang di depan dengan sedikit dekorasi yang khas berwarna ketupat.

"Ini kesempatan reuni bersama dengan Pesantren Wali Songo, kita selalu hadir untuk saling meneguhkan satu sama lain," kata Bruder Kristianus Riberu, SVD, Kepala SMAK Syuradikara.
Di tengah dunia yang penuh persaingan, lanjut dia, hal yang jadi keprihatinan adalah semangat persaudaraan. Menurutnya, semangat ini semakin tipis dalam kehidupan sehari-hari.
A
"Akan tetapi, sore ini kita datang untuk menghidupkan kembali," ungkap biarawan asal Desa Ngalupolo ini.
Dalam kemasan buka puasa ini, kata Bruder Kris, Gereja juga merayakan tahun penuh rahmat, sekaligus SVD juga merayakan 150 tahun.
"Maka semangat ini jadi bagian dari kerja-kerja solidaritas ini," tandasnya.
Merespons ungkapan hati Bruder Kris, Ustaz Ginanjar dalam sambutannya menegaskan, kerja-kerja solidaritas sudah dimulai sejak 1970-an oleh pendiri Pesantren Wali Songo.
"Pendiri kami sudah bersilaturahmi dengan para pastor SVD dan suster waktu itu," kisah Ustaz Ginanjar.
Dalam ceramahnya, ia juga mengajak semua peserta buka puasa untuk merefleksikan momen Ramadhan sebagai bulan di mana semua kebaikan dilipatgandakan oleh Allah.
"Ada dua momen penting di hari Ramadhan. Pertama adalah gurunya Alquran dan kedua adalah Lailatul Qadar, malam yan diburu umat Islam pada 10 hari terakhir Ramadan karena memiliki kemuliaan," katanya.
Pada saat Lailatul Qadar, cerita Ustaz Ginanjar, Allah SWT menetapkan takdir perjalanan hidup manusia untuk setahun berikutnya. Kata qadar sendiri bermakna mulia.
"Jadi, umat muslim sangat dianjurkan memperbanyak berdoa dan beribadah untuk memohon kemuliaan selama hidupnya. Selain nilainya yang lebih baik dari seribu bulan, terdapat beberapa keistimewaan lain Lailatul Qadar seperti waktu diturunkannya Al-Qur’an, malam penuh keberkahan dan kesejahteraan, para malaikat turun dari langit, serta diampuninya dosa setiap orang.
"Jadi, mari kita memaknai dua momen ini sebagai momen dibersihkan segala tingkah-laku dan tutur kata buru. Ramadhan adalah sungai yang membersihkan diri kita," pungkasnya.* (EK)
Comments