
Ende, Syuradikara.sch.id – Siswa SMA Katolik Syuradikara, Abraham Leonard Watik, meminta Pemerintah Kabupaten Ende memperhatikan fasilitas kolam renang di kota Ende.
Bram, sapaan Abraham Leonard Watik menjelaskan, proses latihan dirinya bersama tiga rekan setim selama di Ende terbilang tidak cukup karena semua hanya mengandalkan kolam renang Roworeke.
“Puji Tuhan, walaupun dengan keterbatasan fasilitas di kota Ende, kami bisa membuktikan bahwa kami mampu di level internasional dan bersaing dengan atlet renang lainnya,” kata Bram Watik, sapaan Abraham Leonard Watik dalam konferensi pers di Pendopo SMA Katolik Syuradikara, Sabtu, 15 Februari 2025.
Rekan setimnya, Arsenius Madio Juliano Witi, alumnus Syuradikara juga menyampaikan hal serupa.

Ia mengatakan, ketika berdialog dengan teman atlet dari Myanmar, mereka menceritakan proses latihan mereka dijadwalkan dari Senin sampai Sabtu dengan frekuensi latihan empat jam penuh.
“Kita tahu sendiri, kolam renang Roworeke itu sangat terbatas jika dibandingkan dengan teman-teman negara lain,” ungkap Dio Witi, ia biasa disapa.
“Dengan fasilitas terbatas ini, kami latihan optimal hanya hari Kamis pagi, sorenya orang sudah ramai, Jumat air keruh, Sabtu airnya warna hijau, apalagi hari Minggu,” tambah Dio lagi.
Ia berharap, pemerintah Kabupaten Ende melihat potensi anak-anak Ende yang menyukai renang supaya membenahi fasilitas yang mendukung proses latihan.
Sementara Manager Tim Renang Ende, Ribkah Eleonora Valentina, ikut menyuarakan keluh-kesah anak-anak atlet renang dari Kabupaten Ende dan menceritakan perjuangan mereka untuk kesuksesan anak-anak.
“Dari Ende ada 8 orang yang ikut. Syuradikara ada empat, salah satunya alumnus Syuradikara. Dan kami orang tua berusaha, lalu dalam perjalanan waktu Tuhan tempatkan orang-orang baik,” kisahnya.

Ia menyebutkan nama-nama orang baik atau donatur seperti Gubernur NTT terpilih, Melki Laka Lena, Yudah Adranatus (alumnus Syuradikara), Stefano Adranatus, Jibri Haron (kakak dari Bram Watik), dan dukungan dari keluarga besar anak-anak para atlet renang.
“Untuk itu semua, kami sangat bersyukur karena Tuhan menyediakan lebih,” katanya.
Ia berharap supaya Pemerintah Kabupaten Ende, bahkan Pemprov Nusa Tenggara Timur, bisa memperhatikan harapan anak-anak.
“Setidaknya, kolam renang Roworeke bisa jadi 50 meter,” harapnya.
Untuk diketahui, pada 6-9 Februari 2025, para atlet renang dari Ende dan Maumere mengikuti Asian Open School Invitation (AOSI), Swimming Championship Bangkok 2025 di Bangkok, Thailand.
Mereka berhasil menorehkan prestasi di level internasional dengan membawa pulang satu medali emas, 2 perak, dan 3 perunggu.*
留言